Selasa, 18 Agustus 2009

Potensi Diri dan Cara Merealisasikannya

“Setiap bayi yang dilahirkan adalah suci ia akan menjadi Yahudi atau Nasroni tergantung orang tuanya”, demikian bunyi sebuah hadist. John Locke Filsuf Ingggris menyatakan “ bahwa setiap bayi yang dilahirkan bagaikan kertas putih”, pernyataan ini dikenal sebagai teori tabula rasa. Dua pernyataan ini menyiratkan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi yang relative sama, terbentuknya sebuah karakter, kepribadian, pengetahuan, sikap dan keterampilan adalah lebih banyak tergantung proses pendidikan dan pengalaman yang didapat baik itu pengalaman pendidikan formal, informal, nonformal atau pengalaman hidup pribadi, tentunya dengan tidak mengabaikan faktor bawaan alias kecenderungan. Pandangan yang oftimis sekali bahwa manusia dapat dibentuk dan dididik, adalah faham behaviorisme. Robert Kiyosaki sangat percaya paham ini, ia percaya memang ada pelajaran yang berbeda yang diberikan; “Bapak miskin dan Bapak Kaya (poor dad rich dad)” sehingga mempengaruhi mind set anak, yang kelak dapat mengkondisikan apakah seseorang jadi orang kaya atau miskin adalah tergantung bagaimana ia mendapatkan nasehat alias didikannya. Ini berarti kaya dan miskin adalah outcome pendidikan.

. Firman Alloh SWT yang menyatakan, “ Alloh tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika ia sendiri tidak mau berubah”. Jadi merealisasikan potensi adalah pardhu a’in atau kewajiban setiap orang. Dan statemen tersebut sangatlah beralasan. Orison Sweet Marden mengatakan,” dalam lubuk manusia paling dalam tersimpan kekuatan yang belum digali, belum pernah diimpikan atau dibayangkan oleh mereka yang emeilikinya; kekuatan yang akan merombak hidup, jika dibangkitkan, ditindaklanjuti, dilaksanakan, dan akan mengubah kehidupan mereka dengan cepat,” dikutif dari Anthony Robbins (1997) dalam bukunya “Awaken The Giant Within”.

Robert K. Cooper (2007) dalam bukunya” Unleash Your Other 90%” mengatakan, “ Kita menggunakan hanya 10% potensi diri yang kita miliki selama kita hidup. Sementara 90% potensi diri kita (potensi raksasa) belum digunakan., tersembunyi atau tertidur nyenyak”. William James menambahkan, “ Sebagian besar manusia hidup dalam lingkaran potensi mereka yang sangat terbatas. Kita semua gudang energi dan jenius untuk membangkitkan apa yang tak pernah kita impikan.

Dikatakan “semua anak terlahir jenius (99,99%), tetapi dengan begitu cepat (enam bulan pertama) orang dewasa memupuskan kejeniusan mereka”, demikian Buckmenster Fuller dikutif Dryden dan Vos (2000) dalam bukunya”The Learning is most effective when it’s fun (Belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan), namun sayangnya banyak orang tua dan guru telah melakukan kesalahan dengan mendidik cara yang kaku.

Cara lain untuk merealisasikan potensi kita adalah dengan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar kita. Caranya dengan bertanya apakah kita memerlukan pengetahuan tersebut, untuk mencapai tujuan pribadi atau hal yang sudah ditetapkan. Banyak hal yang perlu diidentifikasi sebagai suatu hal yang menjadi nice atau kekhusussan pribadi kita antara lain bagaimana kita biasa untuk menyerap informasi, apakah kita lebih banyak dengan cara mendengar, bergerak, melihat bagan atau menulis dan lain-lain. Bagaimana kita dapat mengingat fakta lebih cepat banyak hal yang ditawarkan oleh Boiby De Poter dalam bukunya Kwantum Learning diantaranya adalah dengan menggunakan asosiasi kata kunci pengingat, pengulangan, kaitkan dengan hal yang unik atau nyeleneh aneh, terkait dengan hal yang terkait ceritra berbau libido, khusus, dramatis, menyenangkan.

Jika target belajar adalah peningkatan kreatifitas hal yang harus dilakukan adalah metode pemecahan masalah, mencoba gagasan, memikirkan suatu ide baik yang masuk akal maupun yang nyeleneh. Keluar dari kebiasaan, selalu mencari alternatif baru baik itu merupakan bentuk formula dari yang telah ada ataupun memang semata penemuan yang orsinal. Think out box itu yang sering diucapkan Bapak Yudhoyono Presiden RI. Kita harus bisa maka mulailah dengan gagasan ”bisa” untuk menstimulasi segala kemungkinan ide bisa. Inilah cara yang paling disukai Albert Einsten dengan pernyataan yang termasurnya” tidak ada orang yang lebih gila dari pada orang yang mengulangi cara yang sama”. Si Jenius Fisika ini. pernah juga mengatakan bahwa yang membuat dirinya hebat adalah daya imajinasinya, alias penggunaan otak kanan, ini adalah ironis; suatu perilaku yang bersebrangan dengan disiplin ilmunya yang relative linier penuh dengan perhitungan matematis.

Besarnya kemungkinan yang dihamparkan Alloh untuk kebahagiaan manusia, dengan syarat manusia mau berusaha dan berpikir serta mengerjakannya. Hendri Ford pernah menyindir pada orang yang malas berpikir dengan mengatakan, “berpikir adalah pekerjaan yang sulit”. Problem adalah sarana alamiah untuk memicu potensi manusia, mencoba memecahkan masalah adalah suatu cara yang sudah sangat umum untuk merealisdasikan potensi manusia. Masalah adalah sarana pendewasaan manusia, memaksa manusia untuk menghormati orang lain juga berbagai pandangan. Kegagalan adalah hal biasa, yang dilalui oleh setiap suskses yang berada di mayapada ini. Realisasikanlah dengan berani dan tanggungjawab, “ potensi anda termasuk ide dan pendapat di dalamnya”, karena itulah arti dari keberadaan anda di dunia ini.

Kesimpulan: setiap manusia “mempunyai potensi yang sangat besar” untuk dapat sukses dalam kehidupan ini. Cara merealisasikan potensi diri manusia adalah melaui pendidikan dalam arti luas sedemikian rupa sehingga manusia dengan kemauan belajar dan mengaplikasikan ilmunya dengan penuh kesabaran, siap menghadapi konsekwensinya, maka ia akan terkondisi untuk menggunakan kemampuannya secara maksimal dan efisien. Pemberdayaan utama adalah pemberdayaan ilmu yang direalisasikan dalam kenyataan. Dengan ilmu yang dipraktekan, manusia mungkin dapat memecahkan segala permasalahannya dan mewujudkan impiannya. Wallohua'alamubissawaf.