Jumat, 08 Januari 2010

Kesanggupan Merasakan Sensasi Tidak Enak dalam Perubahan

Salah satu permainan pada sesi belajar di alam terbuka adalah permainan lari berputar dalam lingkaran kelompok dengan tangan tetap bergandengan; lari berputar semakin lama semakin kencang dan tiba-tiba oleh Fasilitator diinstuksikan berbalik arah putar dengan tiba-tiba. Setelah demikian peserta ditanya satu persatu bagaimana perasaanya ketika sedang berlari berputar diintruksikan balik arah dengan tiba-tiba. Inilah jawaban yang sering dilontarkan oleh para peserta:
“ jadi tabrakan “
“ kaget “
“kagok”
“tidak enak”
“bingung “
“kacau “
Demikianlah gambaran perubahan. Konsekwensi perubahan adalah kita harus keluar dari zona nyaman kita, tidak terkecuali perubahan dari kebiasaan tidak sukses menjadi kebiasaan sukses. Inilah beberapa kebiasaan sukses: orang sukses berani menyatakan mimpinya, orang sukes membiasakan punya rencana dalam kegiatan harian punya target-target, orang sukses bekerja lebih tekun tidak gampang menyerah, orang sukses berani mencoba, berani menghadapi resiko, orang sukses membuat perhitungan-perhitungan, orang sukses melihat kesempatan dalam setiap kejadian, orang sukses menetukan prioritas dengan adequate, orang sukses selalu belajar, orang sukses selalu cari informasi, orang sukses berani menghadapi penolakan, orang sukses berani menyatakan pendapat, orang sukses berani dikritik, orang sukses siap berinvestasi, orang sukses sanggup menunda kesenangan, orang sukses berani gagal, sabar dan tekun dsb.
Kebiasaan sukses merupakan kebiasaan yang baik untuk dicoba, dilatihkan bagi yang menginginkannya. Kebiasaan sukses ini bukan kebiasan manusia pada umumnya yang menurut Abraham Maslow manusia sukses atau actualized hanya sekitar 1% saja dari jumlah manusia, maka kebiasaan ini ada konsekwensinya yaitu perasaan tidak nyaman sampai kebiasaan tersebut menjadi karakter kita.
Ada bagian dari keyakinan Freud mengenai kehidupan ini “hidup ini tidak mudah” untuk itu maka ego (diri) perlu perlindungan agar tidak terluka dengan cara mekanisme pertahanan ego, dalam memenuhi keinginan kadang kita dihadapkan dengan rintangan, dan ini dirasakan sebagai hal yang tidak nyaman. Manusia punya pilihan untuk melindungi egonya apa mau semata cari rasa aman dan nyaman atau mau menghadapi dengan konsekwensi perasaan tidak nyaman tapi kemungkinan masalah selesai dengan lebih baik. Ketidaknyamanan mungkin bisa terjadi akibat tantangan harus mengkomunikasikan agar pihak-pihak tertentu dapat mengerti sehingga jelaslah apa peran mereka dalam permasalahan kita, kadang berterus terang itu memerlukan perjuangan, tentu banyak lagi rasa tidak nyaman dalam berusaha memenuhi kebutuhan atau mencapai cita-cita yang jadi mimpi kita, maka biarlah itu menjadi keadaan yang wajar, kepompong untuk jadi kupu-kupu juga memerlukan perjuangan, perlu usaha, proses dan waktu (kematangan) tertentu untuk layak jadi kupu-kupu.
Pada ahirnya kita masing-masing bertanggugjawab atas dirinya masing-masing tak ada seorangpun yang bisa kita salahkan termasuk apa yang disebut dengan nasib. Menurut Viktor Frankl “ jangan tanyakan pada hidup apa yang kita dapatkan darinya, tapi tanggungjawab kitalah yang akan menjawabnya”. Hidup telah memberi kesempatan bagi setiap orang untuk menggunakan atau tidak menggunakan. Banyak nasehat dilontarkan ribuan kesempatan berada didepan kita, yang diperlukan adalah kecermatan memaknai dan kemauan melakukannya. Selalu ada cara, menurut pepatah Arab “jika mau melakukan maka mencari cara, jika tidak mau melakukan maka mencari alasan”. Kita dapat mengerti pepatah ini bahwa banyaknya cara juga mungkin sama banyaknya seperti alasan.
Kembali pada diri kita masing-masing apakah kita termasuk orang suka cari cara atau cari alasan. Jika kita mau cari cara, ingat nasehat Einsten untuk tidak jadi manusia linglung yang hanya dapat mengerjakan cara yang sama dalam menyelesaikan setiap persoalan. (Wayudin Fasilitator Out Bond Metamorposis Counseling)