Rabu, 24 Juni 2009

Tantangan Berubah


Ada anekdot mengapa dinosourus punah, sementara kucing beserta keturunannya masih ada hingga saat ini. Jawabannya adalah karena dinosourus tidak mau berubah alias adaftasi dengan perubahan lingkungan, sementara kucing dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan mengikuti perubahan. "Change or die" demikian ucapan yang sering terlontar dari para motivator entrepreneur. Intinya kita harus siap untuk berubah dan mengadakan perubahan. Kalau tidak kita akan ketinggalan dan mati bersama status quonya.Menurut Kozier “perubahan itu harus kearah yang lebih baik”. Namun pada kenyataanya perubahan kearah positif lebih banyak tantangannya ketimbang kearah yang negatif. Dalam teori medan daya (daya positif vs daya negatif) Kurt Lewin, mengisyaratkan daya negatif lebih mudah berpengaruh karena sifatnya yang emosional, psikologis unconcious (tidak sada), ; " kejelekan itu mudah dicerna dan cepat berkembang, sementara kebaikan itu sulit dicerna dan lambat berkembang ", demikian ucapan psikoreligius H Romli Affandi. Sementara daya positif dengan cirinya: rasional, concious (sadar), linier. tidak mudah berkembang. Ada tantangan untuk daya positif karena harus merubah habit (kebiasaan) lama. Dengan kata lain individu bertahan pada zona nyamannya pada kebiasaan lama yang sering kali sudah ketinggalan dan kurang efisien.

Bagaimana menghadapi tantangan agar dapat berubah. Sedikit ilustrasi, ketika penulis mengikuti mata kuliah psikologi kepribadian, ada salah seorang peserta kuliah yang mengikuti perkuliahan ulang karena belum lulus. Pada kuliah perdana ketika pa dosen mulai mengajar, ia mengajukan pertanyaan yang juga sekaligus berisi ketidakpercayaan pada keuntungan dari mata kuliah tersebut, pertanyaan sebagai berikut: " saya sudah kuliah kepribadian tahun lalu, tapi apa manfaatnya buat kemajuan kepribadian saya? saya tidak berubah...". Dengan tenang pa dosen menjawab : " begini kenapa individu tidak mudah untuk berubah; pertama karena safety; pada umumnya individu mencari aman tidak cukup berani menghadapi tantangan, takut dicemooh, takut gagal, kedua takut kehilangan kebiasaan lama yang sudah jadi milik pribadinya ada semacam kecemasan disana dengan sensasi tidak nyaman maka individu cenderung tidak beranjak dari zona nyamannya, yang ketiga budaya fear to sucses (takut sukses) karena sukses ada konsekwensi perjuangan, keseriusan, pengorbanan dan menuntut prima agar tetap survive " demikian argumen pak dosen .

Dengan demikian intinya tantangan untuk berubah adalah “ berani menghadapi tantangan, berani mencoba, berani gagal , bangkit dari jatuh, kesanggupan, ketekunan dan kesabaran dalam merasakan sensasi ketidaknyamanan sementara akibat perubahan, serta bertangung jawab atas hal yang menjadi keputusan sendiri ”. Musim tanam adalah saat kerja penentu bagi petani, melelahkan dan bermodal, seringkali mereka harus berpuasa menunda sejenak keinginannya sampai panen tiba. Demikian juga untuk sebuah perubahan orang harus beruha sekuat tenaga dan menunda kesenangan untuk sementara waktu hingga ia menemukan bentuk baru, perilaku baru dan menjadi kebiasaan baru yang lebih baik produktif, efisien dan efektif. Tak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Sakura Finanditha